SAFE CONTEST NO SPEC WORK



Bagi para desainer pemula atau professional, pastilah kita sering mendengar tentang kontes desain. Situs- situs kontes banyak di temui di dunia maya. Dengan persyaratan mudah baik sebagai pengumum kontes (contest holder) maupun peserta kontes (desainer), dan tawaran hadiah yang bervariasi serta ketentuan yang tidak sulit untuk mengikuti kontes, merupakan pilihan yang menggiurkan bagi para desainer  untuk mendapatkan income tambahan atau sekedar membangun portofolio.

Begitu suburnya kontes semacam ini di Indonesia memberikan banyak desainer-desainer yang dengan mudahnya mengirimkan hasil karya finalnya ke sebuah kontes yang di umumkan oleh sebuah perusahaan melalui situs – situs kontes, seperti  99designs dan crowdspring. Dalam kontes desain , sebuah perusahaan dengan mudah dapat mengumumkan kontes dengan reward yang murah dan hanya dengan beberapa peragraf tulisan yang berisi ketentuan desain yang diinginkan. Tentu setelah kontes di umumkan, para peserta akan mengirimkan hasil karyanya. Itu berarti perusahaan akan menerima banyak karya atau ide dari para peserta  dan memilih satu sebagai juaranya.

SPEC WORK

Lalu bagaimana nasib bagi yang kalah dalam kontes? Tentu mereka tak akan mendapat bayaran, bahkan terkadang perusahaan meng-klaim bahwa semua entry desain yang masuk menjadi milik perusahaan. Dan tentu itu sesuatu yang buruk untuk desainer-desainer yang kalah.
Kasus seperti ini memunculkan istilah SPEC WORK (Speculation work) yang mudahnya di artikan sebagai “bekerja tanpa kepastian di bayar”. Banyak desainer pemula yang dengan mudahnya mengirim hasil akhir mereka dalam kontes , dan mereka kurang memperhatikan nasib desain mereka selanjutnya. Banyak yang menyamakan dengan kontes / lomba 17-an, di mana yang kalah ya sudah kalah. Tidak, di sini kita bicara soal ide.

DESAIN

Desain bukan sekedar gambar. Desain merupakan ide, gagasan dan filosofi kita mengenai apa yang sedang kita kerjakan dalam desain tersebut. Bagi para pemula, tidak akan sejauh itu memikirkanya. Andaikan terpikir sedikit tentang arti desain yang mereka buat, mereka kurang mengerti pentingnya melindungi karya mereka. Dan dengan mudahnya mengirimnya ke kontes-kontes yang memiliki kemungkinan untuk menyalahi aturan hak cipta. Untuk desain logo missal, para desainer professional pasti mengerti tentang GSM  (Graphic Standart Manual). Gsm berisi rincian detail dari suatu logo atau desain, meliputi tebal outline, rincian warna yang digunakan dalam desain, jenis font,  psikologi warna, filosofi bentuk desain dan ketentuan-ketentuan lainya yang tidak boleh di rubah dalam logo tersebut.
Bagi para pemula, mereka begitu kecil penghargaannya terhadap ciptaanya sendiri , karena kebanyakan mereka menganggap desain mereka begitu simple atau mudah di buat dalam hitungan menit. tp bagi orang lain desain mereka mungkin justru mendapat apresiasi lebih.
itu sebabnya para perusahaan menengah bawah memilih mengadakan kontes semacam ini, yaitu untuk membeli ide brilian para desainer muda dengan harga murah.
Jadi sesederhana apapun desainmu janganlah melihatnya dari bentuk gambar yang di buat, tapi kandungan ide di dalamnya. jangan meremehkan karya anda sendiri.

KERUGIAN

Kerugian tersangkut dalam kontes spec work bagi yang kalah adalah hilangnya karya akhir yang dikirim tanpa mendapat upah kerja. Bagi perusahaan yang dengan buruknya mengklaim semua entry desain baik yang di pilihnya sebagai pemenang maupun desain-desain lainnya. Dan dengan mudah menduplikasi karya-karya tersebut demi kepentingan sendiri. Itu sesuatu yang sangat mudah di lakukan bagi orang-orang yang tidak menghargai hasil karya orang lain. Bukankah mudah untuk menduplikasi sebuah logo dalam kontes meski peserta hanya mengirim versi JPEGnya. Bayangkan berapa menit yang di perlukan anda untuk menduplikasi logo pepsi? 5 menit ,? 10 menit?. Lalu bandingkan dengan besarnya dana dan waktu perusahaan pepsi membuat logonya, yaitu sekitar 1 juta dolar.

Sebuah ide itu sangat mahal namun rapuh terduplikasi.

Demikian pula bagi para pemenang, pemenang dalam kontes seperti ini tidak selalu mendapat harga yang sesuai, padahal di amerika desain logo pemula paling murah memiliki pasaran sekitar 200 USD. Dan di Indonesia para contest holder mampu mendapatkan logo terbaik beserta entry-entry desain lain tanpa di lindungi hak cipta hanya dengan memberi reward 500rb / 50 USD. Setara harga satu buah hamburger dan secangkir kopi yang di jajakan di jalanan kota new York. Meski kita tahu adanya perbedaan kualitas ekonomi antara negeri seberang dan Indonesia, tapi desain bukan sebuah barang komoditas namun sekali lagi , desain adalah ide, yang mampu bersaing secara individu tidak terikat keterbelakangan ekonomi sebuah Negara. Jika anda yakin anda mampu memberi ide yang luar biasa maka hindari reward yang kurang layak untuk harga karya anda.

Bagi perusahaan yang mengikuti kontes-kontes semacam  ini,memang  bisa mendapat logo yang diinginkan dengan harga murah. Namun mereka rentan mendapat logo yang memiliki kandungan ide nihil atau tanpa orisinilitas 100%. Banyak kasus di temukan para pemenang tidak membuat karya dengan 100% kemampuan mereka sendiri. Contohnya di temukan pemenang kontes yang dalam karyanya menggunakan free soure vector dari internet, bahkan ada yang tidak mengeditnya sama sekali.  Adapula pemenang kontes yang menggunakan istockphoto dan parahnya dia tidak membelinya secara resmi, melainkan mengopynya dari gambar preview yang masih terpasang watermarknya.
 ( info lengkap kasus praktik-pratik spec work di twitter @specwatch).
Tentu hal –hal demikian akan merugikan perusahaan dan menurunkan pasar bukan. Alangkah lebih baik bagi perusahaan untuk menyewa desainer professional dengan portofolio bagus untuk di pekerjakan meski harus mengeluarkan dana lebih.
 Bagi perusahaan dengan budget terbatas, bisa memperkerjakan langsung seorang desainer  yang sesuai budget. Tentu harus di lihat tracklist dan portofolionya terlebih dahulu. Dengan demikian perusahaan memiliki kendali penuh atas terciptanya logo, perusahaan dapat juga memberi masukan dan mengawasi  secara langsung proses pembuatan logonya.

Bagi para desainer pemula yang ingin membuat portofolio, lebih baik menyumbangkan karya-karyanya dalam suatu acara atau organisasi. Jika desain anda merasa bagus coba sumbangkan desain anda pada situs penyedia desain secara gratis. Meski anda tidak di bayar tapi desain anda akan terekpose ke ribuan member situs tersebut, yang membuka potensi bahwa mungkin salah satu pengunjung bisa menjadi klien anda.
Bagi para pemula lebih baik jangan tergesa-gesa dengan pendapatan dolar. tambah lah pengalaman riil, buat portofolio, luaskan jaringan dan bangun branding.

Memang sangat sulit bagi desainer pemula untuk mendapatkan klien, apalagi klien besar. Dan jika anda tetap ingin mengikuti kontes desain online maka perhatikan beberapa ketentuan di bawah ini  agar terhindar dari kasus specwork

1.         Apakah anda akan di bayar setara dengan ide yang anda ciptakan (di bawah kontrak legal)

2.         Apakah anda mendapat kontrak tertulis legal atau situs memback up claim hak cipta anda saat serah terima desain ke perusahaan

3.           Apakah segala file dan lisensi akan terlindungi atau di kembalikan ke pemilik, terutama bagi yang kalah
 Jika situs penyedia kontes tidak memiliki ketentuan di atas maka hindari, karena rawan specwork.


Saya menulis ini dengan mengetahui adanya 2 pihak yang pro dan kontra soal specwork. Jadi kesimpulan bahwa kontes desain itu buruk atau baik , semua di kembalikan kepada pembaca, yang mungkin kebetulan punya pengalaman buruk atau sebaliknya, saat mengikuti kontes.



1 komentar:

Be the first commentator for this page
klo anda suka topic di atas silahkan tinggalkan pesan, kritik, saran dan apa lah..(kotak facebook)
atau bagikan link anda di kotak komentar bloG. TQ

 

Followers

About Me